Senin, 08 Oktober 2018
Rabu, 02 Agustus 2017
(Coba 2) Kampung Arema, Kenalkan Budaya dan Ciri Khas Kota Malang
Diinisiasi oleh Badan Amil
Zakat Nasional (Baznas) Malang, upaya mengembangkan dan mengenalkan budaya
sekaligus memupuk ekonomi kreatif masyarakat kota Malang, dituangkan dalam
peresmian “Kampung Arema (Arek
Malang)”. Kampung Arema merupakan salah satu destinasi wisata baru di Kota
Malang yang diresmikan pada 20 maret 2016 lalu oleh Walikota Malang, Abah Anton.
Kampung Arema menyuguhkan berbagai pernak-pernik khas Malang mulai dari
kuliner, kaos, syal dan sebagainya. Selain itu, keunikan bahasa walikan yang
menjadi salah satu ikon Kota Malang, ditekankan ketika berkomunikasi dengan
masyarakat di Kampung Arema yang sekaligus memiliki nilai keunikan tersendiri
bagi pengunjung yang datang ke wisata tersebut.
Sulaiman
selaku manajer Baznas mengungkapkan, Kampung Arema merupakan perwujudan dari
harapan para tokoh Arema di Malang salah satunya Pak Haji Slamet. Budaya bahasa
walikan yang saat ini telah mendarah daging dan menjadi ikon bahasa yang nyentrik dari Kota Malang, turut pula
dikembangkan dalam wisata Kampung Arema tersebut. “Secara garis besar kami
ingin memberitahukan kepada masyarakat bahwa budaya Malang itu seperti ini, ada
bahasa walikan, orang Malang yang suka bola, juga kuliner khas Malang, dalam
sebuah kampung yang kami namakan Kampung Arema,”ungkapnya.
Selain
keinginan mengangkat budaya Kota Malang, kepedulian Baznas dalam upaya
meningkatkan perekonomian masyarakat Kota Malang, turut membuat Baznas tercetus
untuk membentuk sebuah kampung wisata yang dapat menjadi ladang usaha bagi
masyarakatnya. Sulaiman mengatakan bahwa, pada proyek tersebut, terpilihnya Kelurahan
Kasin menjadi wisata Kampung Arema karena adanya salah satu tokoh Arema yang
juga memproduksi merchandise Arema
serta banyaknya pendukung Arema di wilayah tersebut. Tak hanya itu, sebanyak
240 usaha binaan dari Baznas di Kelurahan Kasin turut pula melatarbelakangi
terbentuknya kampung wisata tersebut. “Kami ingin kampung ini menjadi kampung
yang produktif dengan ekonomi kreatif masyarakatnya,” tutur pria asli Malang
itu.
Pada
kesempatan yang sama, Sulaiman mengaku Kampung Arema mulai dicanangkan di tahun
2016 ini, dan langsung diresmikan pula pada 20 maret tahun ini. Menurut pria
berusia 45 tahun tersebut, tanggal 20 maret merupakan langkah awal untuk
membentuk kampung produktif yang menjadi ikon di Kota Malang. Disisi lain,
Sulaiman juga melihat salah satu budaya Malang yakni Bahasa Walikan perlu
dikembangkan sehingga pada Kampung Arema, sosialisasi menggunakan Bahasa
Walikan terus digemborkan. “Setelah kami meresmikan Kampung Arema, kami ingin
membuat kamus bahasa walikan dengan berkoroodinasi dengan berbagai pihak
sehingga bahasa walikan dapat dipelajari oleh semua orang,” imbuhnya.
Arema
yang tak melulu berbicara tentang sepak bola juga turut ditekankan pada Kampung
Arema tersebut. Sulaiman menerangkan, segala sesuatu yang khas dari Malang ada
dalam kampung wisata yang rencananya dijadikan pusat ketika seseorang ingin
mengetahui segala sesuatu mengenai Kota yang mendapat julukan Kota Pendidikan
tersebut. Citra Arema pecinta sepak bola di masyarakat yang suka tawuran pada
akhirnya menurut Sulaiman harus diubah melalui pola pikir baru bahwa Arema
adalah orang-orang yang pintar dan memiliki daya saing ekonomi kreatif. “Dibentuknya
Kampung Arema semoga tak menjadi perpecahan diantara Arema yang menyukai
sepakbola dan lainya, tetapi dapat menjadi penyatu bagi semua arek-arek Malang bahwa ini adalah Kota
Malang” tegas pria yang juga Aktivis Masjid Sabilillah Malang.
Sulaiman
menambahkan, harapanya kepada upaya
sosialisasi Kampung Arema dapat berjalan juga respon penuh dari masyarakat di
Kelurahan Kasin agar program wisata kampung tersebut bisa berjalan lancar.
Selain itu, keinginan agar instansi pemerintah dan non pemerintah dapat
bekerjasama dengan Kota Malang agar dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.
Kerjasama dengan pihak manapun yang mau memberikan perhatian kepada
perekonomian masyarakat juga turut disampaikan. disisi lain, ia mengungkapkan
harapanya agar budaya Malang dapat berkembang salah satunya Bahasa Walikan.
“Minimal warga di Kampung Arema terbiasa berkomunikasi dengan bahasa walikan
sehingga dapat mudah dipelajari pihak lain,” ujar pria yang juga merupakan
Ketua Koperasi Masjid Sabilillah itu. 1m_nul
Label:
Lifestyle
(Coba) Bertekad Sepenuh Hati, Wujudkan Pantai Ngantep Berseri
Berbicara
tentang pantai di Malang selatan tentu tak ada habisnya, keindahan serta
keunikan yang ditawarkanpun beragam hingga menarik wisatawan untuk datang.
Salah satu pantai yang memiliki daya tarik tersendiri adalah pantai Ngantep yang terletak
di Desa Tumpakrejo Kecamatan Gedangan, Mendapat kesempatan untuk menilik lebih
dalam lagi mengenai pantai Ngantep merupakan suatu kesenangan tersendiri bagi
Tim Pernik Bestari. Pantai Ngantep, sebuah pantai dengan sejarah magis yang panjang
juga kerukunan yang tercipta antara pengelola dan masyarakat sekitar hingga
menjadi salah satu pantai nan indah dan berseri.
Menuju ke Pantai Ngantep, memerlukan
perjuangan dan semangat yang cukup besar, hal ini karena jalan menuju lokasi
pantai Ngantep yang dilalui setelah memasuki desa Tumpakrejo bukan jalanan
beraspal melainkan jalan tanah biasa. Hingga tak dapat Tim Pernik bayangkan
betapa sulitnya melewati jalan itu jika berkunjung di musim hujan. Untungnya,
Tim Pernik berkunjung di musim kemarau sehingga tak perlu merasakan terjebak
lumpur tanah di perjalananya.
Namun demikian, akses jalan yang tak
mudah untuk dilalui saat ini, beberapa tahun kedepan jika berkunjung ke pantai
Ngantep mungkin tak akan lagi dirasakan. Sebab, Pengelola dalam hal ini,
Perhutani yang bekerjasama dengan LMDH (Lembaga Masyarakat Desa Hutan) dan
LKDPH (Lembaga Kemitraan Desa Pemangku Hutan) telah merencanakan pembangunan
akses jalan yang memadai untuk menuju pantai Ngantep.
Tak
hanya itu, Yuli Setyadi selaku pengelola yang merupakan anggota dari Polhut
(Polisi Hutan) mengutarakan bahwa, pengelola juga memiliki banyak rencana bagi
perkembangan wisata pantai Ngantep diantaranya pembangunan fasilitas umum
seperti gorong-gorong, loket yang memadai, juga rencana kedepan untuk
memberikan fasilitas bagi peselancar karena pantai Ngantep yang juga terkenal
dengan ombaknya yang tinggi namun tak terlalu dalam sehingga aman bagi
peselancar, meski saat ini rencana tersebut masih terbentur oleh dana, selain itu
juga memperindah danau disebelah timur pantai yang mungkin bisa dijadikan
pemandian bagi wisatawan.
Salah
satu yang telah coba dilakukan adalah membuat kampung wisata tani di sebelah
utara pantai dan kampung wisata nelayan disebelah barat. Rencana tersebut
sempat coba direalisasikan pada awal dibukanya wisata tersebut untuk umum
sekitar 4-5 tahun yang lalu dengan pembangunan rumah yang seragam untuk kampung
wisata tani dan harus ada masyarakat yang berjualan dari hasil pertanian mereka
serta kampung nelayan yang diperuntukan untuk wisatawan yang ingin tahu lebih
dalam tentang nelayan. Meski kini proyek tersebut tinggal cerita saja dan tak
sesuai dengan yang diharapkan. Menurutnya hal ini karena susahnya menata banyak
orang. 1p_nul
Langganan:
Postingan (Atom)