Diinisiasi oleh Badan Amil
Zakat Nasional (Baznas) Malang, upaya mengembangkan dan mengenalkan budaya
sekaligus memupuk ekonomi kreatif masyarakat kota Malang, dituangkan dalam
peresmian “Kampung Arema (Arek
Malang)”. Kampung Arema merupakan salah satu destinasi wisata baru di Kota
Malang yang diresmikan pada 20 maret 2016 lalu oleh Walikota Malang, Abah Anton.
Kampung Arema menyuguhkan berbagai pernak-pernik khas Malang mulai dari
kuliner, kaos, syal dan sebagainya. Selain itu, keunikan bahasa walikan yang
menjadi salah satu ikon Kota Malang, ditekankan ketika berkomunikasi dengan
masyarakat di Kampung Arema yang sekaligus memiliki nilai keunikan tersendiri
bagi pengunjung yang datang ke wisata tersebut.
Sulaiman
selaku manajer Baznas mengungkapkan, Kampung Arema merupakan perwujudan dari
harapan para tokoh Arema di Malang salah satunya Pak Haji Slamet. Budaya bahasa
walikan yang saat ini telah mendarah daging dan menjadi ikon bahasa yang nyentrik dari Kota Malang, turut pula
dikembangkan dalam wisata Kampung Arema tersebut. “Secara garis besar kami
ingin memberitahukan kepada masyarakat bahwa budaya Malang itu seperti ini, ada
bahasa walikan, orang Malang yang suka bola, juga kuliner khas Malang, dalam
sebuah kampung yang kami namakan Kampung Arema,”ungkapnya.
Selain
keinginan mengangkat budaya Kota Malang, kepedulian Baznas dalam upaya
meningkatkan perekonomian masyarakat Kota Malang, turut membuat Baznas tercetus
untuk membentuk sebuah kampung wisata yang dapat menjadi ladang usaha bagi
masyarakatnya. Sulaiman mengatakan bahwa, pada proyek tersebut, terpilihnya Kelurahan
Kasin menjadi wisata Kampung Arema karena adanya salah satu tokoh Arema yang
juga memproduksi merchandise Arema
serta banyaknya pendukung Arema di wilayah tersebut. Tak hanya itu, sebanyak
240 usaha binaan dari Baznas di Kelurahan Kasin turut pula melatarbelakangi
terbentuknya kampung wisata tersebut. “Kami ingin kampung ini menjadi kampung
yang produktif dengan ekonomi kreatif masyarakatnya,” tutur pria asli Malang
itu.
Pada
kesempatan yang sama, Sulaiman mengaku Kampung Arema mulai dicanangkan di tahun
2016 ini, dan langsung diresmikan pula pada 20 maret tahun ini. Menurut pria
berusia 45 tahun tersebut, tanggal 20 maret merupakan langkah awal untuk
membentuk kampung produktif yang menjadi ikon di Kota Malang. Disisi lain,
Sulaiman juga melihat salah satu budaya Malang yakni Bahasa Walikan perlu
dikembangkan sehingga pada Kampung Arema, sosialisasi menggunakan Bahasa
Walikan terus digemborkan. “Setelah kami meresmikan Kampung Arema, kami ingin
membuat kamus bahasa walikan dengan berkoroodinasi dengan berbagai pihak
sehingga bahasa walikan dapat dipelajari oleh semua orang,” imbuhnya.
Arema
yang tak melulu berbicara tentang sepak bola juga turut ditekankan pada Kampung
Arema tersebut. Sulaiman menerangkan, segala sesuatu yang khas dari Malang ada
dalam kampung wisata yang rencananya dijadikan pusat ketika seseorang ingin
mengetahui segala sesuatu mengenai Kota yang mendapat julukan Kota Pendidikan
tersebut. Citra Arema pecinta sepak bola di masyarakat yang suka tawuran pada
akhirnya menurut Sulaiman harus diubah melalui pola pikir baru bahwa Arema
adalah orang-orang yang pintar dan memiliki daya saing ekonomi kreatif. “Dibentuknya
Kampung Arema semoga tak menjadi perpecahan diantara Arema yang menyukai
sepakbola dan lainya, tetapi dapat menjadi penyatu bagi semua arek-arek Malang bahwa ini adalah Kota
Malang” tegas pria yang juga Aktivis Masjid Sabilillah Malang.
Sulaiman
menambahkan, harapanya kepada upaya
sosialisasi Kampung Arema dapat berjalan juga respon penuh dari masyarakat di
Kelurahan Kasin agar program wisata kampung tersebut bisa berjalan lancar.
Selain itu, keinginan agar instansi pemerintah dan non pemerintah dapat
bekerjasama dengan Kota Malang agar dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.
Kerjasama dengan pihak manapun yang mau memberikan perhatian kepada
perekonomian masyarakat juga turut disampaikan. disisi lain, ia mengungkapkan
harapanya agar budaya Malang dapat berkembang salah satunya Bahasa Walikan.
“Minimal warga di Kampung Arema terbiasa berkomunikasi dengan bahasa walikan
sehingga dapat mudah dipelajari pihak lain,” ujar pria yang juga merupakan
Ketua Koperasi Masjid Sabilillah itu. 1m_nul
0 komentar:
Posting Komentar